Pengebom gagal di pesawat Northwest Airlines, Amerika Serikat, Jumat pekan lalu ternyata berasal dari keluarga berkecukupan dan memiliki latar belakang pendidikan elit. Demikian ungkap sejumlah sumber di Nigeria, tempat si pengebom itu berasal
Umar Farouk Abdulmutallab, demikian nama pria 23 tahun itu, merupakan putra dari seorang bankir di Nigeria. Saat kecil, dia menempuh pendidikan di British International School, yang merupakan sekolah elit di Afrika Barat. Umar bahkan melanjutkan pendidikan di Inggris, tepatnya di University College London. Namun, dia juga mendalami suatu ajaran beraliran ekstrem. Menurut keterangan para pejabat Nigeria, ayah Umar memperingatkan aparat keamanan Amerika Serikat (AS) bahwa putranya itu pengikut aliran radikal.
Saat digiring ke penjara setelah gagal meledakkan bom di dalam pesawat, Umar pun mengaku belajar suatu aliran ekstrem di Yaman. Kendati dibesarkan di lingkungan keluarga kaya, Umar menyatakan tak lagi harmonis dengan orang tuanya.
Menurut kerabat Umar, semakin dewasa dia cenderung menjadi terkesan lebih relijius dan memiliki pandangan yang radikal dalam menafsirkan ajaran agama yang dia anut. Bahkan, dia mendapat julukan "Sang Paus." "Dia pasti telah bertemu dengam sejumlah kaum fanatik dan mereka telah mengubah pola pikirnya," kata Michael Rimme, mantan guru Umar yang mengajar sejarah di British International School di Lome, Togo.
Lulus dari pendidikan dasar, Umar lalu dikirim orang tuanya ke Inggris. Di sana dia menjadi mahasiswa jurusan teknik dan keuangan bisnis di University College London (UCL). Teman-temannya mengungkapkan bahwa Umar tahun lalu lulus sebagai sarjana di UCL.
Mantan teman-teman kuliahnya mengaku bahwa Umar dikenal sebagai mahasiswa yang soleh dan rajin beribadah. "Saat kami belajar, dia menyempatkan diri untuk sembahyang," tutur Fabrizio Marincola, mahasiswa teknik mesin UCL yang sempat berteman dengan Umar.
"Dia itu cenderung pria yang kalem dan tidak suka bersosialisasi dan setahu saya dia dulu tidak punya pacar. Saya tidak pernah berbincang dengan dia lebih akrab," kata Marincola.
Itulah sebabnya Maricola kaget mendengar Umar diberitakan sebagai orang yang berupaya meledakkan pesawat di Amerika Serikat.
Dia telah didakwa berupaya meledakkan bom di dalam pesawat Northwest Airlines tepat di Hari Natal. Pesawat yang melayani rute Amsterdam (Belanda) – Washington DC saat itu singgah di Bandara Detroit dengan membawa 278 penumpang dan 11 awak.
Detonator yang dibawa Umar rupanya tidak berfungsi dan dia langsung dibekuk sesama penumpang. Sementara itu, ayah Umar, Alhaji Umar Mutallab, mengaku sangat terguncang dan menyesal atas ulah yang dilakukan putranya.
Alhaji bersama keluarga tinggal di kota Funtua, yang merupakan jantung peradaban Islam di Nigeria. Mereka dikenal sebagai keluarga yang soleh.
Alhaji, yang sukses berkarir di bank komersil, juga bergabung dalam dewan pimpinan suatu bank Syariah – yang mengharamkan penerapan bunga kredit kepada nasabah. Bersama keluarganya, Alhaji menempati suatu rumah yang besar dan dikelilingi tembok dan pagar yang tinggi.
Sementara itu Alhaji tengah bekerjasama dengan Biro Penyelidik Federal FBI dalam mengungkap jaringan radikal yang diikuti oleh anaknya. Itulah sebabnya Alhaji dan keluarga untuk sementara tidak bisa dihubungi oleh kalangan media massa, demikian ungkap Menteri Informasi Nigeria, Dora Akunyili. (AP)
0 komentar:
Posting Komentar