skip to main |
skip to sidebar
Wajah Cewek 19 Tahun Berubah Jadi Nenek 70 Tahun, Tragis! Ita Susilawati, kembang desa Dusun IX Sido Keno Desa Suka Damai Kecamatan Pulau Bandring, Kabupaten Asahan, yang usianya masih 19 tahun, wajahnya berubah menjadi mirip wanita tua renta. Bahkan, kedua mata perempuan yang dulu menjadi rebutan para pria itu, kini tertutup, dan di perutnya tumbuh benjolan.
Belum diketahui pasti apa yang menyebabkan Ita mengalami kondisi seperti itu. Padahal pihak keluarga sudah berusaha menyembuhkan penyakit yang diderita Ita, baik secara medis maupun memanggil tabib dan orang pintar (dukun). Sudah puluhan dokter baik umum maupun spesialis menangani penyakit yang dialami wanita yang sudah pernah menikah, tapi kemudian ditinggal suaminya gara-gara penyakitnya tersebut.
Anak kedua dari tiga bersaudara buah hati pasangan Dur Rahman (50) dan Ramlia (44) itu lahir keadaan normal dan pernah dijuluki sebagai kembang desa Suka Damai. Ya, Ita memang cantik dan menarik. Itu pula yang membuatnya menjadi rebutan kaum lelaki, sehingga di usianya yang masih 17 tahun, ia telah dipersunting Hendra Efendi (23), warga Binjai, yang datang ke desanya bersama karyawan pasar malam tahun 2007 lalu.
Dengan suara perlahan, kepada METRO yang mendatangi rumahnya, sekitar 12 kilometer dari Kota Kisaran, ibukota Kabupaten Asahan, Ita menceritakan kronologi penyakit yang menderanya. Ita yang didampingi ibu kandungnya, Ramlia dan abangnya Bambang serta adik laki-lakinya Faizal mengatakan, penyakit itu menimpanya setelah ia menikah dengan Hendra, Juni 2007 lalu.
Awalnya, kata Ita, tidak ada masalah. Selama 3 bulan ia hidup berbahagia dengan suaminya. Namun kemudian, suaminya meninggalkan Asahan dan kembali ke kampung halamannya di Binjai untuk mencari pekerjaan.
Selama 3 bulan ditinggal suami, tepatnya di awal 2008, Ita bermimpi dikejar-kejar 2 ekor ular yang cukup besar dan berwarna hitam. Dalam mimpi itu, ular itu tidak sempat mematuknya karena ia terus berlari.
Awalnya Ita tak terlalu memedulikan mimpinya itu, dan menganggapnya hanya bunga tidur. Hanya saja tiga hari kemudian, tiba-tiba tengkuknya terasa panas dan perih seperti bekas ditampar kuat. Bahkan bagian yang sakit itu memerah dan ada bekas gambaran tangan.
Tak lama, di kedua tangan dan pahanya muncul bintik-bintik merah, dan dadanya mengeriput. Tak cukup, suhu tubuhnya juga tinggi. Rasanya, kata Ita, seperti direbus di dalam air mendidih. "Lalu saya dibawa ayah dan ibu ke Rumah Sakit Kartini Kisaran. Di sana saya diopname selama enam bulan," ucapnya.
Walau sudah 6 bulan menjalani perawatan di RS Kartini, tapi penyakitnya tidak juga sembuh. Yang membuat Ita dan keluarganya bingung, dokter mengatakan tidak ada penyakit yang diderita Ita.
Karenanya, Ita dibawa pulang. Namun beberapa hari kemudian, keluarga membawa Ita ke Rumah Sakit Umum (RSU) Adam Malik dan RS Pirngadi Medan. Di RS tersebut, beberapa dokter spesialis maupun dokter umum yang melakukan diagnosa, tak satu pun bisa menyebutkan jenis penyakit yang diderita Ita. Malah, dokter memastikan tidak ada penyakit di tubuh Ita.
"Karena tidak ditemukan penyakitnya, anak saya kubawa kembali ke kampung. Sedang suami anakku tetap di perantauan. Di rumah, penyakit Ita bertambah parah, hingga kedua matanya membengkak dan kulit mata bagian atas menutup, serta kulit mata bagian bawah membengkak dan seperti meleleh," ucap ibu kandung Ita.
Sedangkan di perutnya tumbuh benjolan sebesar kepalan tinju orang dewasa. Melihat itu, kembali Ita dibawa ke rumah sakit. Lagi-lagi tidak ditemukan jenis penyakit yang dideritanya.
"Orang pintar atau dukun mengatakan anak saya diguna-gunai orang yang tidak senang melihatnya. Tapi saya tidak mau terbuai dengan apa yang diutarakan dukun itu. Saya hanya terus berusaha dan meminta kepada Yang Maha Kuasa agar anak saya yang satu-satunya perempuan ini bisa sembuh," harapnya.
"Lihatlah wajahnya, karena didera sakit selama dua tahun ini, tampak sudah nenek-nenek. Padahal usianya baru 19 tahun," tambah ibu kandung Ita sembari berurai air mata.
Untuk membiayai pengobatan Ita, katanya, sudah banyak uang dikeluarkan keluarga. Bahkan modal berdagang pakaian dan lainnya sudah ludes, begitu juga ladang mereka. Tapi penyakit Ita belum juga sembuh.
"Suaminya hanya sekali datang ke rumah ini setelah pergi merantau. Kedatangannnya hanya sebentar. Setelah dilihatnya istrinya sakit, ia kembali ke perantauannya dan tidak lagi kembali. Mereka belum sempat dikaruniai anak," bebernya.
Informasi diperoleh, Hendra merebut Ita dari tangan orang lain. Karena sebenarnya saat itu Ita sudah bertunangan dengan pria lain. Tiba-tiba Ita menikah dengan Hendra, dan terpaksa uang tunangan dan pinangan dikembalikan kepada tunangannya, seorang pria yang masih satu kampung dengannya
-->
0 komentar:
Posting Komentar