Peristiwa ini benar-benar terjadi di Desa Suka Ramai, Kuala Simpang, Aceh Tamiang. Warga di sana geger melihat Ahwat bangkit dari kubur. Padahal jelas-jelas warga melihat Ahwat sudah meninggal. Warga juga yang memandikan jasad Ahwat, mensholatkannya, lalu menguburkannya.
Peristiwa Ahwat bangkit dari kubur tak hanya menghebohkan masyarakat Aceh Tamiang. Penduduk di Desa Paya Jambu, Kecamatan Selesai, Langkat juga tak kalah heboh, termasuk POSMETRO MEDAN yang langsung sibuk setelah mendapat kabar, satu-satunya anak Ahwat ternyata tinggal di Desa Paya Jambu.
“Baru saja kami membicarakan itu (Ahwat bangkit dari kubur). Tapi belum jelas cemana ceritanya. Coba abang datang ke rumah anaknya. Nama suami anaknya itu Rizal. Kerjanya supir. Rumahnya masuk agak ek dalam lagi,” terang seorang warga sambil menunjukkan arah rumah Rizal, Senin (15/2).
Langsung wartawan koran ini tancap gas menunggangi sepedamotor bebek menuju alamat yang disebutkan warga tadi. Nasib bagus, wartawan koran ini bertemu Rizal (33) yang sedang bersantai bersama istrinya, Ika (29) di rumahnya di Dusun IV Desa Bekulap, Kecamatan Selesai, Langkat. Rizal menyambut dengan tangan terbuka.
Kabar Ahwat bangkit dari kubur dibenarkan menantunya, Rizal. Kata Rizal, mertuanya itu meninggal setelah menenggak racun serangga. Rizal juga menunjukkan SMS dari istri kedua Ahwat, yang juga mertuanya.
Cerita Rizal, Ahwat memilih bunuh diri karena putus asa penyakit stroke yang diderita hampir tujuh bulan tak kunjung sembuh. Selain itu, Ahwat juga merasa tidak diperhatikan.
“Memang begitu cerita yang kami dengar bang. Tapi aku pribadi antara percaya dan tidak. Awalnya kami dapat kabar bapak meninggal melalui SMS dari adikku. Bapak ninggal karena minum racun rumput. Pemicunya sih, kata adikku itu, karena bapak bertengkar dengan istrinya. Bapak itu kan ada sakit stroke, sudah tujuh bulan dideritanya,” kata Rizal membuka cerita sembari menyuguhkan segelas air putih pada POSMETRO.
“Tapi, saat tahlilan malam pertama, kami dapat SMS lagi yang mengabarkan bapak masih hidup. Makanya kami antara percaya dan nggak. Tapi kemarin bapak menelpon kami dan menyatakan dia masih hidup. Jadi kami sendiri bingung,” sambung Rizal yang mengaku sempat ketakutan.
Lain lagi cerita istri Rizal, Ika. Dulu, kata Ika, ayahnya seorang supir yang kemudian menikah lagi dengan Suwarni (38) dan tinggal di Desa Sukaramai, Kuala Simpang, Aceh Timur. Namun semenjak ayahnya menderita stroke, pertengkaran dengan istri mudanya itu kerab terjadi. Ahwat, kata Ika, sering merasa tak diurus alias ditelantarkan.
“Pertama kami dapat SMS dari adik kami pada 7 Februari sekira pukul 15.39 Wib. Isinya: kak bapak tadi malam telah meninggal. Jam 12 dikebumikan. Terus kami dapat SMS lagi yang menyebutkan: sebelum bapak meninggal, dikabarkan bertengkar dengan istrinya,” terang Ika.
Rasa berkabung menyelimuti Ika dan suaminya. Tapi cuma sebentar, karena masuk lagi SMS dari Suwarni. “SMS ibu tiriku itu bilang: setelah malam pertama tahlilan, bapak hidup lagi. Diantarkan orang naik kereta ke rumah, yang ngantar orang yang tinggal dekat kuburan,” ujar Ika, menunjukkan isi SMS dari ibu tirinya itu.
Ika dan suaminya yang bingung nyaris tak bisa berkata apa-apa. Namun belum hilang rasa bingung, Rizal dan Ika kembali menerima SMS dari ibu tirinya.
“Zal, Izal mau percaya atau nggak, terserah.”
Rizal memang mendengar kabar kematian dan hidupnya mertuanya itu dari cerita warga di desa bapaknya.
“Pada malam tahlilan pertama setelah dikebumikan itulah seorang warga yang tinggal tak jauh dari lokasi kuburan, melihat bapak hidup lagi. Bapak berjalan sempoyongan dari kuburan pakai kain kafan yang sudah compang-camping,” ujarnya.
“Terus orang yang melihatnya itu mendekati dan menyenter wajah bapak. Tapi bapak seperti nggak perduli dan terus berjalan. Di situlah katanya, bapak diantar ke rumah oleh orang yang menemukannya. Warga di sana pun geger. Begitulah cerita yang kami dengar,” kata Rizal berpanjang lebar.
0 komentar:
Posting Komentar